Politeknik Negeri Banyuwangi dan Universitas Sulawesi Barat Jalin Kerja Sama Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat

Banyuwangi, 12 Oktober 2023 – Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) dan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Nota kesepahaman (MoU) kerja sama tersebut ditandatangani oleh Direktur Poliwangi Ir. Shofi’ul Amin, S.T., M.T dan Wakil Dekan II Fakultas Teknik Unsulbar, Nur Adyla S, S.T., M.T di Resto Jinggo Poliwangi. Kegiatan ini juga dilakukan secara daring melalui Zoom dengan mengundang Rektor Universitas Sulawesi Barat, Prof. Dr. Muhammad Abdy, S.Si., M.Si. dan Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerjasama Universitas Sulawesi Barat
Muhammad Nasir Badu, Ph.D

Ruang lingkup kerja sama ini meliputi:

  1. Pemberdayaaan sumber daya Poliwangi dan Unsulbar, serta optimalisasi potensi sumber daya lainnya dari masing-masing pihak melalui penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
  2. Kerjasama dalam penyelenggaraan kegiatan pengembangan dan penerapan IPTEK yang disesuaikan dengan kebutuhan salah satu pihak atas persetujuan bersama.
  3. Kerjasama dalam hal peningkatan kompetensi sesuai dengan kebutuhan Poliwangi atau Unsulbar atas persetujuan bersama.
  4. Kerjasama dalam bidang pelatihan dan magang kerja industri atau kerja praktik mahasiswa sesuai dengan bidang keilmuan yang diharapkan.
  5. Pelaksanaan pelatihan kompetensi dan sertifikasi kompetensi.
  6. Kerjasama dalam bidang lainnya sesuai dengan kebutuhan Poliwangi atau Unsulbar atas persetujuan bersama.
  7. Pemanfaatan bersama tenaga ahli.
  8. Pemanfaatan bersama sumberdaya pembelajaran, diantaranya namun tidak terbatas pada tempat praktikum/praktik studio/praktik bengkel/praktik kerja lapangan/magang, dan/atau bentuk lainnya sesuai SN Dikti.
  9. Kesediaan untuk menerima lulusan yang memenuhi persyaratan dan kebutuhan (magang / rekrutment kerja).
  10. Pengembangan research and innovation center atau pusat unggulan IPTEK (Centre of Excellence/CoE) bersama untuk menjadi pusat kajian atau riset untuk pengembangan atau untuk penyelesaian permasalahan yang terjadi di lingkungan kampus maupun industri.
  11. Terdapat adopsi atau difusi, hilirisasi, komersialisasi produk, purwarupa, teknologi, kebijakan (termasuk mini-plant, teaching factory, teaching industry) untuk memenuhi kebutuhan bersama.
  12. Penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Direktur Poliwangi Ir. Shofi’ul Amin, S.T., M.T. mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di kedua perguruan tinggi.

“Kerja sama ini akan membuka peluang bagi mahasiswa, dosen, dan peneliti dari kedua perguruan tinggi untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman,” ujar Direktur.

Wakil Dekan II Fakultas Teknik Unsulbar, Nur Adyla S, S.T., M.T., menyambut baik kerja sama ini. Ia berharap, kerja sama ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kedua wilayah, yaitu Banyuwangi dan Sulawesi Barat.

“Kerja sama ini merupakan wujud dari komitmen kedua perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional,” ujar beliau.

Kerja sama ini akan ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana kerja dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kedua perguruan tinggi.

TEDDY, MAHASISWA POLIWANGI DENGAN KURSI RODA OPTIMIS JADI BACK END ENGINEER

Banyuwangi, 9 Oktober 2023 – Keterbatasan fisik tak menjadi penghalang bagi Teddy Latief Miftahur Rizqi untuk meraih cita-citanya menjadi Back End Engineer. Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi semester 7 Jurusan Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (TRPL) ini sejak kecil mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya. Namun, hal itu tak membuatnya putus asa untuk mengejar mimpinya.

Teddy mengaku tertarik dengan teknologi sejak kecil. Ia senang bermain game dan merasa bahwa teknologi dapat membantunya untuk bisa beraktivitas seperti orang normal. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengambil pendidikan vokasi sejak bangku SMK.

“Di SMK saya masuk Jurusan Teknik Komputer Jaringan dan saya memutuskan untuk masuk pendidikan vokasi lagi di Poliwangi karena saya ingin terus mengasah kemampuan di bidang teknologi,” ungkap Teddy.

Di Poliwangi, Teddy merasa bahwa ia bisa meraih cita-citanya dengan lebih mudah. Fasilitas dan infrastruktur di Poliwangi sangat ramah untuk disabilitas. Selain itu, Poliwangi juga memiliki program-program yang dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan keterampilannya, salah satunya adalah program Bangkit.

Program Bangkit merupakan program kolaborasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan perusahaan IT ternama di Indonesia untuk menghasilkan talenta digital berkompetensi tinggi untuk perusahaan teknologi dan rintisan Indonesia kelas dunia.

Teddy mengikuti program Bangkit pada tahun 2022. Ia mengikuti kelas Cloud Computing dan mengambil banyak manfaat dari program tersebut. Ia juga mengapresiasi mentor dan rekan-rekannya yang sangat terbuka dan mendukungnya.

“Kalau saya tidak mengerti dengan beberapa materi, saya inisiatif untuk mengajak teman-teman yang lain berdiskusi melalui platform Discord. Dari situlah saya belajar banyak hal juga karena saya senang belajar dengan diskusi,” tuturnya.

Teddy dan timnya berhasil membuat produk yang bernama Greenix, sebuah aplikasi yang dapat menunjukkan jumlah karbondioksida yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor pada setiap kilometer yang dilalui. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu melestarikan lingkungan.

Teddy mengungkapkan bahwa ia sangat ambisius untuk mengejar cita-citanya sebagai bentuk terima kasih kepada orang tua. Ia ingin membuktikan bahwa ia bisa sukses di bidang teknologi meski memiliki keterbatasan fisik.

“Orang tua saya petani cabai yang penghasilannya tak menentu. Mereka yang selalu memotivasi saya untuk terus berjuang. Saya beruntung karena masih bisa mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi,” ungkapnya.

Saat ini, Teddy sedang menjalani program magang di perusahaan teknologi di Banyuwangi bernama PT Juara Karya Teknologi sebagai Back End Engineer. Ia yakin bahwa dengan pengalaman dan keterampilan yang ia miliki, ia akan bisa menjadi Back End Engineer yang andal.

Direktur Poliwangi, M. Shofi’ul Amin, S.T., MT., menyatakan bahwa Poliwangi bertekad menjadi Politeknik yang mendorong mahasiswa untuk menjadi technopreneurs dengan menciptakan berbagai inovasi. Salah satu cara untuk mewujudkan itu adalah dengan mengikuti MBKM melalui program Bangkit.

“Sejauh ini ada 24 orang yang mengikuti program Bangkit. 22 orang dari TRPL dan 2 orang dari teknik sipil,” tutur DIrektur menjelaskan.

Bagi Direktur Poliwangi program Bangkit ini dapat juga turut membantu persiapan mahasiswa untuk berkarier di bidang teknologi. Ia pun menambahkan bahwa program dari MBKM ini dapat mendorong misinya untuk menjadikan mahasiswa/lulusan Poliwangi menjadi technopreneurs.

Kisah Teddy Latief Miftahur Rizqi ini menjadi inspirasi bagi kita semua. Bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita. Dengan kerja keras dan tekad yang kuat, kita semua bisa sukses di bidang apa pun.

MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI RAIH JUARA DI NATIONAL TOURISM VOCATIONAL SKILLS COMPETITION 2023

Banyuwangi, 25 September 2023 – Dua mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi berhasil meraih juara dua di National Tourism Vocational Skills Competition 2023 yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Manado pada 23-24 September 2023.

Nezza Gibrilia dan Artika Sari Devi meraih juara dua untuk kategori Tourism Business Idea. Sementara itu, Alifvia Nurani meraih juara dua untuk kategori Fruit Carving.

Untuk mengikuti lomba, kedua mahasiswa tersebut telah melakukan persiapan yang matang. Mereka memperbanyak latihan dan mempelajari juknis lomba sehingga dapat memberikan yang maksimal.

“Alhamdulillah, kami bisa meraih juara dua di lomba ini. Ini merupakan hasil kerja keras dan dukungan dari semua pihak,” ujar Nezza Gibrilia.

Nezza Gibrilia dan Artika Sari Devi mengusung ide bisnis wisata berbasis kuliner dan budaya Banyuwangi. Ide bisnis mereka dinilai kreatif dan inovatif oleh para juri.

Sementara itu, Alifvia Nurani menampilkan karya fruit carving bertema flora dan fauna khas Indonesia. Karyanya dinilai unik dan menarik oleh para juri.

Kedua mahasiswa tersebut mengaku bangga dapat mengharumkan nama Politeknik Negeri Banyuwangi di tingkat nasional. Mereka berharap dapat kembali meraih prestasi di ajang serupa di masa depan.

Terobosan Mendikbudristek: Episode Terbaru Merdeka Belajar Mengupas Inovasi Standar Nasional dan Revolusi Akreditasi Pendidikan Tinggi

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, hari ini mengumumkan peluncuran Merdeka Belajar Episode Ke-26 yang berjudul “Inovasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi.”

Dalam acara tersebut disampaikan bahwa dari total 26 episode program Merdeka Belajar yang diperkenalkan sejak tahun 2019 hingga saat ini 10 episode telah difokuskan pada transformasi pendidikan tinggi.

Mendikbudristek menjelaskan, “Pendidikan tinggi memiliki peranan krusial dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan, membentuk sumber daya manusia unggul, dan menjadi pilar utama dalam inovasi. Sebagai jembatan antara dunia akademik, dunia kerja, dan masyarakat, lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti. Oleh karena itu, kami menekankan pentingnya transformasi di tingkat pendidikan tinggi.”

Dalam episode terbaru ini, Merdeka Belajar membahas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 53 Tahun 2023 mengenai Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

Mendikbudristek menyatakan, “Kebijakan ini membawa dua perubahan mendasar yang akan mempercepat transformasi pendidikan tinggi. Pertama, Standar Nasional Pendidikan Tinggi akan lebih fleksibel, di mana standar tersebut sekarang berfungsi sebagai kerangka acuan tanpa detail yang kaku. Salah satunya adalah perubahan dalam pengaturan tugas akhir mahasiswa. Kedua, sistem akreditasi pendidikan tinggi akan diperbarui untuk mengurangi beban administratif dan finansial perguruan tinggi.”

Transformasi ini telah dinantikan oleh para pelaku dan pemerhati pendidikan tinggi. Episode Ke-26 dari Merdeka Belajar memberi kemudahan bagi perguruan tinggi untuk memfokuskan upaya pada peningkatan tiga pilar Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sebelumnya, Standar Nasional Pendidikan Tinggi dianggap terlalu kaku dan terperinci, membatasi kemampuan perguruan tinggi untuk mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan ilmu dan teknologi. Transformasi tersebut seperti yang dijelaskan oleh Menteri Nadiem dalam peluncuran menggambarkan penyederhanaan dalam berbagai aspek standar, termasuk standar penelitian dan standar pengabdian.

Mendikbudristek menyebutkan, “Beberapa perubahan mencakup penyederhanaan dalam ruang lingkup standar penelitian dan pengabdian dari delapan standar menjadi hanya tiga standar. Kami juga telah menyederhanakan standar kompetensi lulusan serta standar proses pembelajaran dan penilaian.”

Lebih jauh, Mendikbudristek menjelaskan perubahan dalam Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi, “Beberapa perubahan penting dalam sistem akreditasi pendidikan tinggi meliputi penyederhanaan status akreditasi, pemerintah yang akan menanggung biaya akreditasi dan pelaksanaan proses akreditasi yang akan dilakukan pada tingkat unit pengelola program studi.”

Mendikbudristek juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam upaya transformasi ini, “Perubahan yang signifikan memerlukan kerjasama semua pihak. Kemendikbudristek berkomitmen untuk bersinergi dengan semua stakeholder guna mewujudkan transformasi pendidikan tinggi yang komprehensif dan berdampak positif.”

Kini, Poliwangi siap memasuki bab baru yang penuh harap dan semangat di mana Episode ke-26 Merdeka Belajar akan menjadi pendorong utama menuju transformasi yang berkelanjutan. Dengan fokus yang tajam pada kemitraan dengan dunia usaha, industri, dan lapangan kerja Poliwangi memasuki era baru yang akan menjawab tantangan masyarakat dan mengikuti kebutuhan perubahan global. Melalui semangat sinergi dan kolaborasi yang diusung oleh Merdeka Belajar Episode ke-26, Pendidikan Tinggi Vokasi akan terus berkembang dan memberi kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan masa depan!