Masalah pandemi coronavirus disease (covid-19) yang belum terselesaikan menyebabkan timbulnya berbagai masalah lain, contohnya permasalahan pariwisata dengan minimnya kunjungan wisatawan mancanegara. Guna menghindari berbagai permasalahan tersebut, Politeknik Negeri Banyuwangi yang bekerjasama dengan W2Points menggelar Webinar TOURISM AND HEALTH SAFETY VIRTUAL CONFERENCE dengan tema "Rethinking Sustainable and Resilient Solutions in today's Global Tourism". Webinar Internasional bertajuk pariwisata dan digelar secara daring ini berlangsung pada Rabu (23/11/2021) dengan mengundang pemateri dari Kemenparekraf yang diwakili oleh Frans Teguh, Kemenlu, Pemprov Jawa Timur dalam hal ini dihadiri oleh Wakil Gubernur, Emil Elistianto Dardak, Dewanti Rumpoko sebagai Walikota Batu, H. Sutiadji sebagai Walikota Malang, Ipuk Fiestiandani sebagai Bupati Banyuwangi, Muh Fuad Al Haris sebagai Plt Direktur Poliwangi, JATIM PARK Group, Biofarma hingga dari Beberapa Pergiruan Tinggi di Indonesia meliputi Universitas Gajah Mada, Istitut Teknologi Bandung, STIKES Awalbros dan Ma Chung University hingga Pemateri Internasional meliputi Menteri Pariwisata dan Budaya Mozambik, Komisioner Pariwisata dan Budaya Enugu hingga pemateri dari perguruan tinggi yang diantara dari Thailand, Filipina, Malaysia hingga China serta diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan seluruh Indonesia.
“Peran pariwisata sangat lengkap dalam kehidupan masyarakat karena saling mempengaruhi satu sama lain mulai dari tempat destinasi, hotel, restaurant, serta masyarakat sekitar destinasi setelah terkena pandemi covid-19” Ungkap Frans dalam penyampaian materinya. Ia menjelaskan banyak masyarakat sekitar daerah pariwisata mengalami krisis ekonomi “Hal ini mengakibatkan tidak adanya aktivitas masyarakat semakin mengetat dan menyebabkan kegiatan ekonomi dapat menurun drastis,” Tutupnya.
Lebih lanjut Frans menyampaikan materinya mengenai Sustaining tourism Post Pandemic Covid-19, Dampak dari covid-19 kita semakin sadar kedepan bukan hanya pariwisata berbasis mass tetapi berbasis kualitas keamanan kenyamanan wisatawan semakin diperhatikan. "Kita dapat memperbaiki fasilitas destinasi wisatawan kita dengan menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability" Ungkapnya. Frans melanjutkan, Pariwisata berkelanjutan menjadi sebuah keharusan di masa sekarang karena wisatawan sangat menikmati destinasi alam yang indah tapi juga aman dalam berwisata pemerintah Indonesia memiliki program Indonesia care yaitu kita saling peduli untuk saling menjaga satu sama lain terangnya.
Sejalan dengan Frans, Fuad Al Haris S.T., M.T Plt Director of Politeknik Negeri Banyuwangi menyampaikan, Peran dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang handal dan kompeten dalam dunia pariwisata sehingga mampu menciptakan inovasi. “Saya berharap acara ini dapat memberikan wawasan dan kontribusi terutama untuk proyek inovasi pariwisata POLIWANGI,” paparnya.
Hj. Ipuk Fiestiandani S.Pd sebagai Bupati Banyuwangi menjelaskan, Banyuwangi memiliki potensi alam yang sangat luar biasa dengan konsep wisata ecotourism, hal ini menjadikan Banyuwangi salah satu rekomendasi wisata alam yang sudah menerapkan CHSE sehingga wisatawan tidak perlu khawatir jika berkunjung ke Banyuwangi.
Assoc. Prof. Lu Li dari Guizhou University memaparkan, China memiliki potensi destinasi dalam warisan budaya dan kota kuno di pegunungan hal ini membuat pengembangan pariwisata berkelanjutan didukung pemerintah. Masyarakat China mendukung program Vaksin sehingga pemulihan perekonomian bisa lebih cepat dari negara lain.