Pada tanggal 27 September 201 dilaksanakan Kuliah Lapangan di Galangan Kapal Pantai bulusan, yang dikelola oleh Bapak Felix Widodo. Kuliah lapangan diikuti oleh 17 mahasiswa tingkat 2, 8 mahasiswa tingkat 1 Program Studi DIV Teknik Manufaktur Kapal dan didampingi oleh Bapak Rizky Novan Wijaya dan Bapak Hery Inprasetyobudi.
Kuliah Lapangan ini dilaksanakan sebagai materi komplemen pada Mata Kuliah Kapal Non Ferro. Mata Kuliah Kapal Non Ferro terdiri dari 3 materi utama. Yaitu :
- Kapal Kayu ; material, proses produksi, rules dan regulasinya.
- Kapal Fibre reinforced plastic/polyester ; material, proses produksi, rules dan regulasinya.
- Kapal Aluminium ; material, proses produksi, rules dan regulasinya.
Pada setiap akhir tema utama, wajib dilaksanakan Kuliah Lapangan, sebagai salah satu strategi pembelajaran. Terutama untuk mengasah daya Olah Pikir, Olah Gerak dan Olah Rasa mahasiswa. Diharapkan analisa dan kemampuan mahasiswa untuk memahami proses akan berimbang antara teori dengan praktek.
Pada TBM _Tool Box Meeting_ di awal kuliah lapangan, Bapak Hery Inprasetyobudi mengingatkan mahasiswa tentang :
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Etika dan norma ber-kuliah lapangan di perusahaan.
- Tugas yang harus dilakukan yaitu dokumentasi, data collecting, penyusunan laporan dan analisa berdasarkan rules BKI 1996.
Sementara itu Bapak Felix Widodo, pengelola Galangan Kapal di Pantai Bulusan mengingatkan dan memacu serta memicu kreativitas dan motivasi mahasiswa di bidang maritime berbasis kearifan local. Beberapa tema yang disampaikan oleh Bapak Felix Widodo yaitu :
- Galangan kapal bulusan dan galangan-galangan yang dikelola Bapak Felix Widodo akan selalu terbuka sebagai salah satu wahana pembelajaran bagi Politeknik Negeri Banyuwangi.
- Dari 21 kapal non ferro yang sedang dikerjakan di bulusan, 8 merupakan kapal kayu yang didesain sesuai kaidah perancangan kapal dan berbasis desain yang bertumbuh di banyuwangi yang merupakan khazanah kearifan local tetapi direncanakan dan dibangun dengan pendekatan teknologi pembangunan kapal.
- 8 kapal kayu tersebut adalah bagian dari 60 kapal kayu yang merupakan pesanan pemerintah untuk mendukung program tol laut tahun 2018, untuk pulau-pulau di daerah timur Indonesia, yang tidak dapat dilayari oleh kapal-kapal perintis, karena keterbatasan infrastruktur dermaga dan shallow water.
- 8 kapal kayu pesana pemerintah tersebut merupakan paket 48, seri KM Banawa Nusantara dengan kemampuan muatan penumpang dan barang, dan berdasarkan evaluasi rutin pemerintah terkait kualitas dan kecepatan pembangunan mendapatkan peringkat tertinggi. Sehingga tahun depan _2019_ diharapkan Banyuwangi akan mendapatkan proyek kapal berikutnya dengan kuantitas yang lebih banyak.
- Paket KM Banawa Nusantara direncanakan 100 kapal pada tahun 2018 dengan anggaran total berkisar Rp. 250 Milyar. 1 kapal Banawa Nusantara mendapatkan anggaran berdasarkan perkiraan harga yaitu +/- Rp. 3 M.
- Teknik dan metode pembangunan kapal yang dipakai dalam proses pembanguna kapal kayu paket KM Banawa Nusantara adalah tugas mahasiswa untuk me-review-nya sesuai kaidah keilmuan dan merupakan tugas mahasiswa sebagai calon Insinyur Kapal.
Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan anggota masing-masing 4 mahasiswa dan 5 mahasiswa, dengan pembagian penugasan tiap kelompok adalah 1 kapal, dengan asumsi kapal dengan progress pembangunan terendah. Berdasarkan literature dan Rules BKI 1996 yang dipelajari di kelas, mahasiswa mengidentifikasi proses pembangunan, mulai :
- Tahap implementasi rancangan desain,
- Tahap pemotongan material kayu dan penghalusan,
- Tahap joining process,
- Tahap control kualitas,
- Tahap preparation before finishing,
- Tahap instalasi permesinan, diabaikan
- Tahap wiring dan elektrikal, diabaikan
- Tahap interior, diabaikan
- Tahap navigasi dan komunikasi, diabaikan
Mahasiswa melakukan dokumentasi, data collecting dan wawancara awal sampai pukul 14.30 wib, dan kembali ke kampus untuk melakukan tahap berikutnya yaitu paper work, yang terdiri dari penyusunan laporan dan analisa perbandingan.