Di era teknologi dimana masyarakat hidup modern dan kepeduliannya terhadap lingkungan semakin menipis, sesuatu yang dinilai tidak berguna serta merusak lingkungan apabila diolah dan dikelola dengan baik akan menjadi bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kulit kopi menjadi sebuah produk baru yaitu “Teh Cascara”. Dalam pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dituntut untuk terjun langsung di ligkungan masyarakat untuk melakukan penelitian serta pengembangan dalam masyarakat tersebut. Dengan adanya Program Desa Binaan ini, Badan Eksekutif Mahasiswa _BEM_ melakukan kegiatan bina desa yang ada di Desa Gumuk Candi Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
Pada hari Sabtu, 28 Juli 2018, Badan Eksekutif Mahasiswa _BEM_ melakukan penelitian ke salah satu rumah petani kopi. Kami diarahkan Bapak Imam Mukhlis selaku Kepala Dusun, ke salah satu rumah warga yang memiliki kebun kopi terbesar dan tergabung dalam petani kopi.
”Kami memiliki kebun kopi sejak 20 tahun yang lalu dan kopi panen selama 1 tahun sekali. Setiap panen, kopi tidak kami kelola sendiri tetapi langsung kami jual ke pengepul kopi.” Ujar Bapak Karsani, warga Gumuk Candi. Kendalanya, kurangnya kesadaran dan pendidikan oleh mayarakat Gumuk Candi bahwa kulit kopi bisa dimanfaatkan menjadi teh yang bernilai jual tinggi. Segenap Badan Eksekutif Mahasiswa _BEM_ melakukan kegiatan bina desa tentang pembuatan Teh Cascara dari kulit kopi.
Kemudian, agenda selanjutnya adalah mendatangi pemateri “Teh Cascara” yaitu Reza Habib Putra yang bertempat tinggal di desa lemahbang dewo, pada hari Selasa, 7 Agustus 2018. Badan Eksekutif Mahasiswa _BEM_ bertanya-tanya apa saja yang harus dipersiapkan untuk pelatihan pembuatan Teh Cascara serta siapa saja yang terlibat. Di kediaman pemateri diberikan percobaan meminum teh cascara secara langsung dan rasanya begitu nikmat dan harum. “Pembuatan teh cascara tidak memerlukan bahan & alat yang banyak, jika proses yang dilakukan sudah benar. Jika proses pengeringan salah, maka akan muncul belatung di kulit kopinya.” Ujar Reza Habib Putra, Pemateri.
Tim yang terdiri atas 10 mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa _BEM_ ini memulai kegiatan inti yaitu “sosialisasi dan pelatihan pembuatan teh cascara dari kulit kopi” pada hari Minggu, 19 Agustus 2018, pukul 13.00. Kegiatan inti kami dihadiri oleh 20 peserta yang tergabung dalam petani kopi dan pemuda-pemudi karang taruna Desa Gumuk Candi. Dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan tersebut, dihadiri oleh perwakilan kepala dusun, pemuda-pemudi karang taruna, serta para petani kopi, juga dihadiri oleh Dosen Pendamping, Masetya Mukti, S.ST., M.M., Pemonitoring dan Evaluasi, Mustofa Hilmi S.Pt., M.Si., dan rekan-rekan dari Unit Kegiatan Mahasiswa Poliwangi Research Study Club _PRSC_. Dengan kegiatan yang berlangsung, masyarakat Desa Gumuk Candi sangat antusias dan berpartisipasi dengan materi yang dipaparkan oleh tim pemateri dari Reza Habib Putra dan tim pelaksana dari BEM.
“Kami sangat berterimakasih dengan adanya pelatihan pembuatan teh cascara di desa kami, sehingga kami bisa sadar bahwa sesuatu yang tidak digunakan bisa menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Kami berharap semoga rekan-rekan tim pelaksana dari mahasiswa maupun dosen Poliwangi tetap memberikan arahan, bimbingan dan pelatihan agar desa kami dapat melaksanakan apa yang tim pelaksana harapkan. Dan kami akan segera membuat kelompok baru untuk mengelola teh cascara di Desa kami.” Ujar Prayogi, Ketua Karang taruna.