Sampah organik rumah tangga banyak yang dibuang sembarangan begitu saja, sehingga dampaknya pada lingkungan salah satunya menyebabkan bau tidak sedap dilingkungan sekitar. Tidak hanya itu, sampah organik yang tidak terkelola juga mengganggu estetika serta menjadi media perkembangbiakan penyakit dan hewan pengerat. Dampak langsungnya menurunkan kualitas lingkungan. Salah satu cara untuk mengurangi dampak dari sampah organik tersebut adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses penguraiannya, oleh sebab itu Politeknik Negeri Banyuwangi memberikan alat pencacah sampah organic guna mempercepat proses penguraian dengan menjadikan sampah yang ukurannya besar menjadi kecil. Pemberian alat tersebut merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Politeknik Negeri Banyuwangi yang kegiatannya diawali dari sosialisasi hingga pembuatan alat dari bulan Juli hingga September 2021 dengan Tim yang diketuai oleh Ninik Sri Rahayu yang merupakan dosen Program Studi D4 Teknik Pengolahan Hasil Ternak dan dengan 2 Orang Anggota yaitu Khairul Muzaka, Abdul Rohman merupakan Dosen Program Studi D4 Teknik manufaktur Kapal Jurusan Teknik Mesin serta di bantu oleh 2 orang Mahasiswa Program Studi D3 Teknik Mesin. Kegiatan ini merupakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) internal Politeknik Negeri Banyuwangi yang ditujukan ke masyarakat Desa Pesucen, tepatnya RT 01/02 sebagai mitra yang di terima langsung oleh ketua RT yaitu Ahrori yang pelaksanaan serah terimanya dilakukan di balai Desa Pesucen.
“Beberapa langkah dari kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan mencari permasalahan yang ada di mitra yang kemudian diskusi terkait solusi terbaik dari permalahan tersebut,” Ungkap Ninik Rahayu selaku ketua Tim PKM Poliwangi. Ia menjelaskan pembuatan alat dilaksanakan di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Banyuwangi, setelah alat tersebut jadi, kemudian untuk ditindaklanjuti dengan diserah terimakan ke Mitra beserta pelatihan penggunaannya. Dalam proses penyerahan juga dilakukan sosialisasi ke perwakilan seluruh masyarakat desa pesucen yang juga dihadiri Kepala Desa Pesucen yang menyambut dengan antusias. Pelatihan penggunaan alat pencacah sampah organik dilakukan di depan Balai Desa Pesucen dengan mencacah sampah organik, alat pencacah sampah organik tersebut mempunyai spesifikasi dengan daya 0,186 kw , 220V, kapasitas 87,59 kg/jam. “Dengan daya listrik yang tidak besar, alat ini sangat cocok dengan daya listrik yang biasa terpasang pada rumah tangga masyarakat desa. Pencacahan sampah ini nantinya bisa difermentasi ataupun diuraikan secara alami menjadi pupuk organik yang kemudian bisa diaplikasikan sebagai pupuk sayaur-sayuran dan pohon tanaman buah dalam pot yang akan dijadikan percontohan di desa Pesucen sebagai tindak lanjut dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) guna meningkatkan pendapatan masyarakat untuk bangkit dari pandemi covid,” Tutup Ninik. “Terima kasih kepada Poliwangi, dan kami berharap nantinya alat ini bisa bermanfaat dalam mengatasi masalah sampah dan juga dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di sekitar lingkungan,” Ungkap Ahrori sebagai ketua RT.01/02 yang merupakan mitra dari PKM ini. Ia juga berharap kedepannya Poliwangi bisa menciptakan alat pengolah sampah anorganik seperti sampah plastik menjadi barang yang mempunyai nilai tambah.